Kamis, 21 Februari 2013

30 Kesalahan Dalam Shalat

Apa saja keslahan yang sering dilakukan dalam shalat, mari kita simak artikel berikut ini untuk mengetahuinya lebih lanjut.

Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu."
(HR. An Nasa’I : 463).
Shalat

Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesal¬ahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa membuat amalan shalatnya tidak sempurna.

1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan
Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah SWT
"Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman".
(QS. An-Nisa : 103)

2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki

Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang mendengar panggilan (adzan) kemudian tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan."
(HR. Ibnu Majah Shahih)

Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."

3. Tidak tuma’minah dalam shalat

Makna tuma’minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam rukuk, i’tidal, sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisi tersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi tuma’ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya.

Nabi SAW bersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar,
"Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat."
(HR.Bukhari)

4. Tidak khusu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan¬ yang berlebihan di dalamnya.

Rasulallah SAW bersabda,
"Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah mengerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. "
(HR. Abu Dawud, Shahih)

Mereka tidak mendapat pahala shalatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu’an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.

5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.

Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambat-kan sesudahnya pada setiap rakaat shalat.

Rasulallah SAW bersabda,
"Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku’ maka ruku’lah dan jangan ruku’ sampai imam ruku’."
(HR. Bukhari)

6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan.

Rasulullah SAW bersabda,
"Jangan mendahuluiku dalam ruku’, sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)."

Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir.
Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.

7. Melafadzkan niat.

Tidak ada keterangan dari nabi SAW maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat shalat.

Ibnul Qayyim ra menyatakan dalam Zadul-Ma’ad,
"Ketika Nabi SAW berdiri untuk shalat beliau mengucapkan "Allahu Akbar", dan tidak berkata apapun selain itu.
Beliau (Nabi SAW) juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.

8. Membaca Al-Qur’an dalam ruku’ atau selama sujud.

Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra. bahwa,
Nabi SAW bersabda, "saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur’an selama ruku’ atau dalam sujud."
(HR. Muslim)

9. Memandang ke atas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.

Rasulullah SAW bersabda,
"Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi."
(HR. Muslim)

10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.

Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa ia berkata,
"Aku berkata kepada Rasulallah SAW tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Nabi SAW menjawab, "Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya."
(HR. Bukhari)

11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.

Sabda Rasulullah SAW,
"Allah tidak menerima shalat wanita yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar)."
(HR. Ahmad)



12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum’at.

Rasulullah SAW bersabda,
"Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu."
(HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas ra :
"Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh."

Rasulullah SAW sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya."
(HR. Al-Jamaah).

Ibnu Abdil Barr berkata,
"Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa’id yang berbunyi “Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya."
(Fathul Bari: 1/572)

13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.

Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.

14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.

Hal ini mengurangi kekhusyu’an. Rasulallah SAW, melarang mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu’an.
Nabi SAW bersabda,
"Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya."
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad)

15. Menutup mata tanpa alasan.

Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, "Menutup mata buka dari sunnah Rasulullah SAW."
Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu’an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dan sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya,¬ maka dipoerbolehkan menutup mata.

Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini.
Wallahu A’lam.

16. Makan atau minum atau tertawa.

Para ulama berkesimpulan orang yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.

17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Ibnu Taimuiyah menyatakan,
"Siapapun yang membaca Al-Qur’an dan orang lain sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karena akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi SAW pernah meninggalkan sahabat-sahabat¬nya ketika mereka shalat ashar dan Beliau (Nabi SAW)bersabda, “Hai manusia, setiap kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian."

18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.

Perbuatan ini terlarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan.

Larangan ini lebih ditekankan pada jama’ah shalat Jum’at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi SAW bersabda tentang mereka yang melintasi batas shalat, "Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang."

19. Tidak meluruskan shaf.

Nabi SAW bersabda,
"Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar."
(HR. Bukhari dan Muslim).

20. Mengangkat kaki dalam sujud.

Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas ra.
"Nabi SAW telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki."

Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadap kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukan itu dalam sujud.

21. Meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan dan memposisikannya¬ di leher.

Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi Saw meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.

22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh (seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).

Rasulallah SAW bersabda,
"Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki."
(HR. Muslim)

23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu’bah budak Ibnu Abbas yang berkata, “Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku.” Selesai shalat di berkata, “Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu! karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!”.

24. Membunyikan dan mempermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.

Rasulallah SAW bersabda,
"Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat."
(HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak. Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur’an dengan benar.

Sebagaimana sabda Nabi SAW,
"Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur’an."
(HR. Muslim)

26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.
Nabi SAW bersabda,
"Jangan biarkan perempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita."
(HR. Muslim)

27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.

Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.

28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil (melebihi mata kaki).

Banyak hadits rasulallah SAW yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :

A. Rasulallah SAW bersabda : "sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakai sarung dengan cara musbil."
(HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)

B. Rasulallah SAW bersabda : "Allah SWT tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai ke bawah (musbil) dengan perasaan sombong."
(Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)

C. Rasulallah SAW bersabda :
"Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka."
(HR.Bukhari : 5887)

29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah SAW bersabda,
"Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu."
(HR. Muslim : 532)

30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).

Nabi SAW melarang perbuatan tersebut seraya bersabda :
"Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutrahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya."
(Shahih Al-Jami’ : 650)

5 Manfaat Mandi Sebelum Subuh dalam Islam

Sesungguhnya banyak riwayat hadits yang menyebutkan bahwa mandi sebelum subuh bisa menyehatkan badan. Adalah Islam dengan Al Qur'an dan sunnah Rasul yang mengajarkan kepada kita kiat-kiat mandi sebelum matahari terbit.
Apa saja manfaat mandi sebelum subuh itu, simak berikut ini.

5 Manfaat Mandi Sebelum Subuh dalam Islam

1. Waktu shalat subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya satu menit setelah membaca doa).
Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh ilmuwan yang meneliti kenapa dalam sehari perlu kita sujud.

Para ilmuwan telah menemukan beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir ke ruang tersebut.

2. Mandi pagi sebelum subuh atau paling tidak sejam sebelum matahari naik.
Air dingin yang meresap ke dalam badan bisa mengurangi lemak mengumpul. Kita bisa saksikan orang mengamal mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk.

3. Rasulullah mengamalkan minum segelas air dingin (bukan air es) setiap pagi.
Mujarabnya InsyaAllah jauh dari penyakit (susah nak kena sakit).

4. Dalam kitab ini ada melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut.
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama ayam. di khawatirkan akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion + ve sedangkan dalam ikan mengandung ion-ve, jika dalam ayam bercampur dengan ikan maka terjadi reaksi biokimia yang terhasil yang bisa merusak usus kita.

5. Makanlah dengan menggunakan tangan kanan
Nabi juga mengajarkan kita makan dengan tangan kanan dan bila habis harus menjilat jari. Begitu juga ilmuwan telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur.

Wallahu A'lam...
Dan Semoga bermanfaat.

Syuruthu Qubulisy Syahadatain dan Ar-Ridhaa



Sebagai seorang mukmin berusaha menjaga syahadat dari futur (kendor) dan melemah. Untuk itu perlu mengetahui bagaimana syahadat diterima atau ditolak. Untuk diterimanya syahadat maka diperlukan beberapa persediaan misalnya ilmu, yakin, ikhlas, shidqu, mahabbah, qabul dan amal nyata. Juga kita perlu menolak kebodohan terhadap syahadat, keraguan, kemusyrikan, dusta, kebencian, penolakan dan tidak beramal.
1. Syuruuth Qabuul Asy-Syahaadatain (Syarat Diterimanya Dua Kalimat Syahadat)
A. Al-`llm Al-Munaafii Lil Jahl (Ilmu yang Menolak Kebodohan)
Seorang yang bersyahadah mesti memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Ia wajib memahami arti dua kalimat ini serta bersedia menerima hasil ucapannya. Orang yang jahil tentang makna syahaadatain tidak mungkin dapat meng-amalkannya. Manusia berkewajiban mempelajari laa ilaaha illa Allaah, karena kunci mendapatkan rahmat dari Allah dan mendapatkan banyak kebaikan. Mereka yang bersyahadat adalah Allah SWT, malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang beriman).
Dalil
  • Q. 47:19. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
  • Q. 3:18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
  • Hadits. Dalam As-shahih diriwayatkan dari Usman R.A. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ” Barangsiapa meninggal, sedang ia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah, la masuk sorga.”
B. Al-Yaqiin Al-Munaafii Lisy-Syak (Yakin yang Menolak Keraguan)
Seorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu yang diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Yakin membawa seseorang pada istiqamah, manakala ragu-ragu akan menimbulkan kemunafiqan. Iman yang benar tidak bercampur dengan keraguan. Mereka tidak ragu untuk mengorbankan semua harta dan jiwanya untuk kepentingan perjuangan Islam.
Menolak keraguan yang datangnya dari Allah adalah yakin menjadikan seseorang terpimpin dalam hidayah sebagai ruj ukannya. Di antara ciri mukmin adalah tidak ragu dengan kitabullah dan yakin terhadap Hari Akhir.
Dalil
  • Hadits. Dari Abu Hurairah R.A. Rasulullah SAW bersabda,”Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Al­lah. Tidak ada seorang hamba yang bertemu dengan Allah dengan dua kalimat ini dan tidak ragu tentang kedua­duanya, kecuali masuk surga.” (HR. Muslim).
  • Q. 49:15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
  • · Q. 32:24. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
  • Q. 2:1-5. Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
C. Al-Ikhlaash Al-Munaafii Lisy-Syirk (Ikhlas yang Menolak Kemusyrikan)
Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi ta’ala. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya’ atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima Allah SWT Ikhlas dalam bersyahadat merupakan dasar yang pal­ing kukuh dalam pelaksanaan syahadat. Syahadat merupakan ibadah, karenanya dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas berarti menolak kemusyrikan. Perbuatan apapun yang mengandung kemusyrikan akan menghapus amal. Oleh karena itu amat merugi bagi manusia yang beramal tetapi tidak ikhlas sehingga amalnya menjadi sia-sia saja tanpa bermakna. Ibadah yang tidak ikhlas, tidak diterima oleh Allah SWT Tidak ikhlas berarti juga menjadikan tandingan-tandingan. selain Allah sebagai tuhannya.
Dalil
  • Hadits. Dari Abu Hurairah R.A. bahwa Nabi SAW bersabda,” Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang mengucapkan Laa Ilaahaa Illa Allaah secara tulus ikhlas dari hatinya, atau dari jiwanya.”
  • Q. 98:5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada­Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.Q. 39:11, 14.
  • Q. 39:65. Dan sesungguhnya telah liwahyukan kepadamu ian kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu nempersekutukan (Tuhan), niscayaakan hapuslah amalmu Ian tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
  • Q. 18: 110. Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: ‘Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan aural yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
D. Ash-Shidq AI-Munaafii Lil-Kadzib (Kebenaran yang Menolak Kedustaan)
Dalam pernyataan syahadat muslim wajib membenarkan tanpa dicampuri sedikitpun dusta (bohong). Benar adalah landasan iman, sedangkan dusta .andasan kufur. Sikap shiddiq akan menimbulkan ketaatan dan amanah. Sedangkan dusta menimbulkan kemaksiatan dan pengkhianatan. Ciri-ciri takwa adalah sikap sidiq. Kebenaran yang diamalkan seseorang akan mempengaruhi tingkah laku dan pemikirannya. Mereka bertingkah laku dan berfikir dengan benar apabila bersikap sidiq. Orang yang benar akan terbukti dalam medan jihad dan Allah SWT membalas mereka, sedangkan orang-orang munafiq akan mendapat siksa. Ciri nifaq adalah dusta. Orang yang munafik tidak saja mendustakan manusia tetapi juga berani berdusta kepada Allah. Kebenaran dan kemunafikan diuji melalui cobaan. Cobaan akan menjadi seleksi bagi seseorang. Sejarah menunjukkan bahwa cobaan merupakan cara untuk mengetahui siapa yang betul-betul berjuang di jalan Allah atau tidak sungguh­sungguh berjuang.
Dalil
  • Hadits. Dari Mu’adz bin Jabal R.A. bahwa Nabi SAW bersabda, “Tak seorangpun yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dengan jujur dari hatinya, kecuali Allah mengharamkannya disentuh api neraka.
  • Q. 39:33. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang­orang yang bertakwa.
  • Q. 33:23-24. Di antara orang-orang mukmin itu ada or­ang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya), supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dike hendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
  • Q. 2:8-10. Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hat mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam had mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
  • Q. 29:2-3. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
  • Hadits. Sikap benar mengajak kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga. Sifat dusta mengajak kepada keburukan dan keburukan membawa ke neraka.
  • · Hadits. Tinggalkanlah yang meragukanmu, sesungguhnya benar itu menenangkan (hati) sedangkan dusta itu meragu­ragukan.
E. AI-Mahabbah Al-Munaafiyah Lil-Bughdh wa Al­ Karaahah (Mahabbah yang Menolak Kebencian)
Dalam menyatakan syahadat ia mendasarkan pernya-taannya dengan cinta.
Cinta ialah rasa suka yang melapangkan dada. Ia merupakan ruh dari ibadah, sedangkan syahaadatain merupakan ibadah yang paling utama. Dengan rasa cinta ini segala beban akan terasa ringan, tuntutan syahaadatain akan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Cinta kepada Allah SWT yang teramat sangat merupakan sifat utama orang beriman. Mereka juga membenci apa saja yang dibenci oleh Allah SWT. Mukmin mendahulukan kecintaan kepada Allah SWT, Rasul dan jihad dari kecintaan terhadap yang lain.
Dalil
  • Hadits. “Tiga hal, barangsiapa dalam dirinya ada ketiganya, akan mendapatkan manisnya iman, bila Allah dan Rasul­Nya lebih ia cintai dari pada selain keduanya, bila seseorang mencintai seseorang yang lain, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan apabila ia tidak ingin kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan dirinya dari kekufuran itu sebagaimana is tidak ingin dijebloskan ke dalam neraka.” (HR.Bukhari).
  •  Q. 2:165. Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).
  • Hadits. Sabda Rasulullah, “Ada tiga perkara yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman”.
  • Q. 9:24. Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara­saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul­Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
F. Al-Qabuul Al-Munaafii Lir-Rad ( Menerima yang Jauh Dari Penolakan)
Muslim secara mutlak menerima nilai-nilai serta kandungan isi syahaadatain. Tidak ada keberatan dan tanpa rasa terpaksa sedikitpun. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali Kitabullah dan sunnah Rasul. la senantiasa siap untuk men-dengar, tunduk, patuh dan taat terhadap perintah Allah SWT dan RasulNya. Mukmin adalah mereka yang bertahkim (berhukum) kepada Rasul Allah SWT dalam seluruh persoalannya kemudian ia menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu dan kebenaran sedikitpun. Ciri orang beriman ialah menerima ketentuan dan perintah Allah SWT tanpa keberatan dan pilihan lain. Ciri mukmin ialah menerima, mendengar dan taat terhadap Allah SWT dan Rasul dalam seluruh masalah hidup mereka.
Dalil
  • Q. 4:65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
  • Q. 33:36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul­Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
  • Q. 28:68. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).
  • Q. 24:51. Sesungguhnya j awaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
G. Al-Inqiyaad Al-Munaafii Lil-Imtinaa’ wa At-Tark wa `Adama AI-`Amal (Pelaksanaan yang Jauh dari Sikap Statik atau Diam)
Syahaadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal yang nyata. Maka muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam yang menjadi aplikasi syahaadatain. la menentukan agar hukum dan undang­undang Allah SWT berlaku pada diri, keluarga maupun masyarakatnya. Perintah Allah SWT untuk bekerja di jalanNya dengar, perhitungan nilai kerja itu di sisi Allah SWT Orang yang bekerja akan mendapatkan kehidupan yang baik dan mendapat balasan surga Allah SWT
Dalil
  • Hadits. Dari Abi Muhammad Abdillah bin Amr bin Al­’Ash R.a. Barkata, bersabda Rasulullah SAW “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, sehingga hawa nafsunya tunduk kepada ajaran yang aku bawa”.
  • Q. 9:105. Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerj akan”.
  • Q. 16:97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami ben balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
2. Ar-Ridhaa (Rela)
  • · Billah (Dengan Allah)
  • · Bir-Rasuul (Dengan Rasul)
  • · Bil-Islaam (Dengan Islam)
Individu yang bersyahadat dengan dasar ilmu, yakin, ikhlas, membenarkan kalimat syahadat tersebut, cinta, menerima syahadat dan melaksanakan kalimat syahadat dalam kehidupan sehari-hari akan mencapai sikap rela diatur oleh Allah, rasul dan Islam dalam setiap keadaannya.

Imam Mahdi dan Tanda-tanda Kedatangannya




Imam Mahdī (Arab الإمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.

Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".

Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di bawah, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah.
“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah) . Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)

Dalam sebuah hadits Rasullullah mengisyaratkan bahwa Imam Mahdi pasti datang di akhir zaman. Ia akan memimpin ummat Islam keluar dari kegelapan kezaliman dan kesewenang-wenangan menuju cahaya keadilan dan kejujuran yang menerangi dunia seluruhnya. Ia akan menghantarkan kita meninggalkan babak keempat era para penguasa diktator yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya dewasa ini menuju babak kelima yaitu tegaknya kembali kekhalifahan Islam yang mengikuti manhaj, sistem atau metode Kenabian.

Lalu apa sajakah indikasi kedatangan Imam Mahdi? Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW memberikan gambaran umum indikasi kedatangan Imam Mahdi. Ia akan diutus ke muka bumi bilamana perselisihan antar-manusia telah menggejala hebat dan banyak gempa-gempa terjadi. Dan kedua fenomena sosial dan fenomena alam ini telah menjadi semarak di berbagai negeri dewasa ini.
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)

Imam Mahdi akan berperan sebagai panglima perang ummat Islam di akhir zaman. Beliau akan mengajak ummat Islam untuk memerangi para Mulkan Jabriyyan (Para Penguasa Zalim) yang telah lama bercokol di berbagai negeri-negeri di dunia menjalankan kekuasaan dengan ideologi penghambaan manusia kepada sesama manusia.

Dalam hadits lain diterangkan dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani. Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun. (HR. Thabrani)

Hadist lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sebagai berikut, Telah bersabda Rasulullah SAW:
"Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim dan Ahmad)


Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya , kecuali Rasulullah, karena Rasululah dibimbing oleh wahyu. Oleh karena itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadist-hadistnya sebagai berikut:

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“ Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun. (HR. Abu Dawud dan al-Hakim) ”
Telah bersabda Rasulullah SAW:
“ Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim) ”

Lelaki keturunan Nabi Muhammad SAW tersebut adalah Imam Mahdi. Ia akan diizinkan Allah untuk merubah keadaan dunia yang penuh kezaliman dan penganiayaan menjadi penuh kejujuran dan keadilan. Subhanallah...! Beliau tentunya tidak akan mengajak ummat Islam berpindah babak melalui perjalanan tenang dan senang laksana melewati taman-taman bunga indah atau melalui meja perundingan dengan penguasa zalim dewasa ini apalagi dengan mengandalkan sekedar ”permainan kotak suara”..!



Imam Mahdi akan mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah melalui jalan yang telah ditempuh Rasullulah SAW dan para sahabatnya, yaitu melalui al-jihad fi sabilillah.


Kedatangan Imam Mahdi


Para ulama membagi tanda-tanda Akhir Zaman (kiamat) menjadi dua. Ada tanda-tanda Kecil dan ada tanda-tanda Besar Akhir Zaman. Tanda-tanda Kecil jumlahnya sangat banyak dan datang terlebih dahulu. Sedangkan Tanda-tanda Besar datang kemudian jumlahnya ada sepuluh.




Tanda besar pertama yang bakal datang ialah keluarnya Dajjal. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa sebelum munculnya Dajjal harus datang terlebih dahulu Tanda Penghubung antara tanda-tanda kecil kiamat dengan tanda-tanda besarnya. Tanda Penghubung dimaksud ialah diutusnya Imam Mahdi ke muka bumi.

Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:
“Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)


Dalam hadist yang disebutkan Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.

Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.
“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum (Romawi), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)

Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "Pintu Lud".

Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi

Banyak pendapat mengatakan bahwa kondisi dunia dewasa ini berada di ambang datangnya tanda-tanda besar Kiamat. Karena di masa kita hidup dewasa ini sudah sedemikian banyak tanda-tanda kecil yang bermunculan. Praktis hampir seluruh tanda-tanda kecil kiamat yang disebutkan oleh Rasulullah sudah muncul semua di zaman kita.



Hadits berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahwa kedatangan Imam Mahdi akan disertai tiga peristiwa penting. Pertama, perselisihan berkepanjangan sesudah kematian seorang pemimpin. Kedua, dibai’atnya seorang lelaki (Imam Mahdi) secara paksa di depan Ka’bah.




Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi.

“Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud 3737)


Sebagian pengamat tanda-tanda akhir zaman beranggapan bahwa indikasi yang pertama telah terjadi, yaitu perselisihan dan kekacauan yang timbul sesudah wafatnya seorang pemimpin. Siapakah pemimpin yang telah wafat itu? Wallahua’lam. Dugaan bermunculan, Sebagian berspekulasi bahwa yang dimaksud adalah Yaseer Arafat (Palestina) atau Saddam Husein (Irak). Karena semenjak kematiannya, negeri Palestina - Irak berada dalam kekacauan berkepanjangan.




Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist berikut:


Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata:



“ Pada suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka'bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing. (HR. Bukhary, Muslim)


Telah bersabda Rasulullah SAW:



“ Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka'bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi. (HR. Muslim)



Telah bersabda Rasulullah SAW:



“ Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi. (HR. Muslim)


Telah bersabda Rasullah SAW:



“ Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah)


Telah bersabda Rasulullah SAW:




“ Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam (Palestina) ke Baitullah (Ka'bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka. (HR. Ahmad)


Bila ketiga peristiwa di atas telah terjadi, berarti Ummat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Imam Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Kita sudah harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan Imam Mahdi di depan Ka’bah. Panglima ummat Islam di Akhir Zaman telah hadir. Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Rasullullah SAW sebagai berikut:
“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074)
***


Ya Allah, izinkanlah kami bergabung dengan pasukan Imam Mahdi. Anugerahkanlah kami rezeki untuk berjihad di jalanMu bersama Imam Mahdi lalu memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’isy kariman mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid/hudep mulia matee syahid). Amin...

Referensi:
  • Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Mahdi

  • Eramuslim, Tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi

  • "Al Mahdi" James Morris, Ibn Arabi Society.

  • "Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal". Karya Amin Muhammad Jamaluddin. Penerbit Cendekia.

Selasa, 19 Februari 2013

Doa akan bercampur suami-istri



عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ اَنَّ اَحَدَهُمْ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَأْتِيَ اَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللهِ، اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَ جَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا. فَاِنَّهُ اِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ اَبَدًا. مسلم
Dari IbnuAbbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang diantara mereka akan menggauli istrinya membaca Bismillaah, Alloohumma jannibnasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa (Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari apa yang Engkau rezqikan kepada kami). Maka jika ditaqdirkan dari hubungan itu lahir seorang anak, syaithan tidak akan membahayakannya selamanya. [HR. Muslim]
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template