Rabu, 24 Oktober 2012

MANFAAT BERWUDHU BAGI KESEHATAN

♥  MANFAAT BERWUDHU BAGI KESEHATAN ♥ .....

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Ibadah wudhu tampaknya sepele dan mudah dilakukan. Karena itu, banyak umat Islam yang memandangnya biasa-biasa saja. Padahal, bila wudhu dikerjakan tidak s
empurna, shalatnya pun tidak akan diterima (HR Bukhari No 135 dan Muslim No 224-225).

Kendati sederhana, manfaatnya sangat besar. Itulah yang dibuktikan oleh para ahli kesehatan dunia. Salah satunya adalah Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater sekaligus neurolog berkebangsaan Austria. Ia menemukan sesuatu yang menakjubkan dalam wudhu karena mampu merangsang pusat syaraf dalam tubuh manusia. Karena keselarasan air dengan wudhu dan titik-titik syaraf, kondisi tubuh senantiasa akan sehat. Dari sinilah ia akhirnya memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

Ulama fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudhu-seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki --memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body and Soul menjelaskan, wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Kemudian, apabila dibersihkan dengan air (terutama saat wudhu), bahan kimia itu akan larut. Selain itu, jelasnya, wudhu juga menyebabkan seseorang menjadi tampak lebih muda.

Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa munculnya penyakit kulit disebabkan oleh rendahnya kebersihan kulit. Karena itu, orang yang memiliki aktivitas padat (terutama di luar ruangan) disarankan untuk sesering mungkin membasuh atau mencuci anggota badannya yang terbuka, seperti kepala, muka, telinga, hidung, tangan, dan kaki.

Sebab, penyakit kulit umumnya sering menyerang permukaan kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan, seperti di sela-sela jari tangan, kaki, leher, belakang telinga, dan lainnya. Karena itu, Mochtar Salem memberi saran agar anggota tubuh yang terbuka senantiasa dibasuh atau dibersihkan dengan menggunakan air.

Rasul SAW menyatakan, wajah orang yang berwudhu itu akan senantiasa bercahaya. Rasulullah akan mengenalinya nanti pada hari kiamat karena bekas wudhu. "Umatku nanti kelak pada hari kiamat bercahaya muka dan kakinya karena bekas wudhu."

Muhammad Kamil Abd Al-Shomad, yang mengutip sumber dari Al-I'jaz Al-Ilmiy fi Al-Islam wa Al-Sunnah AlNabawiyah, menjelaskan bahwa manfaat semua hal yang diperintahkan dalam wudhu sangatlah besar bagi tubuh manusia. Mulai dari membasuh tangan dan menyela-nyela jari, berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam lubang hidung, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap kepala, membasuh telinga, hingga membasuh kaki hingga mata kaki.

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya Lentera Hidup menuliskan keutamaan wudhu. "Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari-semalam setiap Muslim diperintahkan untuk berwudhu dan mengerjakan shalat. Meskipun wudhu belum lepas (batal), disunahkan pula memperbaruinya. Oleh ahli tasawuf, diterangkan pula hikmah wudhu itu. Mencuci muka artinya mencuci mata, hidung, mulut, dan lidah kalau-kalau tadinya berbuat dosa ketika melihat, berkata, dan makan.

Mencuci tangan dengan air dalam hati dirasa seakanakan membasuh tangan yang telanjur berbuat salah. Membasuh kaki dan lain-lain demikian pula. Mereka memperbuat hikmat-hikmat itu meskipun dalam hadis dan dalil tidak ditemukan.

Tujuannya adalah supaya manusia jangan membersihkan lahirnya saja, sementara batinnya masih tetap kotor. Hati yang masih tamak, loba, dan rakus, kendati sudah berwudhu, maka wudhunya lima kali seharisemalam itu berarti tidak berbekas dan tidak diterima oleh Allah SWT, dan shalatnya pun tidak akan mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan fakhsya' (keji) dan mungkar (dibenci)."

Buya Hamka menambahkan, wudhu itu dapat menyehatkan badan. "Bukanlah kita hidup ini untuk mencari pujian dan bukan pula supaya kita paling atas di dalam segala hal. Meskipun itu tidak kita cari, kalau kita senantiasa menjaga kebersihan, kita akan dihormati orang juga."

Mencegah penyakit Bila kita mencermati dan mempelajari sejarah hidup Rasulullah SAW, seperti yang diungkapkan Muhammad Husein Haykal dalam bukunya Hayatu Muhammad, sepanjang hidupnya Rasulullah SAW tak pernah menderita penyakit, kecuali saat sakaratul maut hingga wafatnya. Hal ini menunjukkan bahwa wudhu dengan cara yang benar niscaya dapat mencegah berbagai macam penyakit.

Menurut sejumlah penelitian, berwudhu itu dapat menghilangkan berbagai macam penyakit. Misalnya, penyakit kanker, flu, pilek, asam urat, rematik, sakit kepala, telinga, pegal, linu, mata, sakit gigi, dan sebagainya.

Dalam penelitian yang dilakukan Muhammad Salim tentang manfaat wudhu untuk kesehatan, terungkap bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar akan mencegah seseorang dari segala penyakit. Dalam penelitiannya itu, Muhammad Salim juga menganalisis masalah kesehatan hidung dari orang-orang yang tidak berwudhu dan yang berwudhu secara teratur selama lima kali dalam sehari untuk mendirikan shalat.

Salim mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya. Pekerjaan ini ia lakukan selama berbulan-bulan. Berdasarkan analisisnya, lubang hidung orang-orang yang tidak berwudhu memudar dan berminyak, terdapat kotoran dan debu pada bagian dalam hidung, serta permukaannya tampak lengket dan berwarna gelap.

Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu, ungkap Salim, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu. "Sesungguhnya, cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan, berkumur-kumur, lalu mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya. Langkah ini hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali secara bergantian," kata Salim.

Dari penelitiannya ini pula, Muhammad Salim berhasil meraih gelar master dari Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariyah, Kairo, Mesir. Jauh sebelum adanya penelitian ini, Rasul SAW pernah bersabda, "Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq (memasukkan air ke hidung), kecuali jika kamu berpuasa."


Profesor asal Australia beroleh Hidayah Islam melalui Wudhu

Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudhu. Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.

Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

Wudhu dan Titik Akupuntur

Anda tentu pernah mendengar akupunktur kan? Silahkan mencari informasi dimana saja letak titik-titik sensitif yang sering digunakan dalam ilmu akupunktur? Lalu kemudian amati rukun wudhu’. InsyaAllah kita akan menemui persamaan antara keduanya.

Pada anggota badan yang terkena wudhu’ terdapat ratusan titik akupunktur yang merupakan titik penerima ransangan terhadap sentuhan berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu’. Sentuhan tersebut akan dihantarkan ibarat sinyanal ke sel, jaringan, organ dan sistem organ yang bersifat terapi. Ini terjadi kerana adanya sistem komunikasi yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan). Titik-titik akupunktur, suatu fenomena yang menarik bila dibandingkan dengan syariat wudhu yang disyari’atkan 15 abad yang lalu.

Jumlah Titik Akupunktur Pada Anggota Wudhu’(rukun dan sunat)
Wajah/ Muka : 84
Tangan : 95
Kepala : 64
Telinga : 125
Kaki : 125
Jumlah keseluruhan = 493!

Ternyata terdapat 493 titik penerima ransangan pada anggota wudhu’!!

Subhanallah!! Bayangkan jika kita melakukan itu setiap hari paling sedikit 5 kali sehari…

Oleh karenanya jangan berwudhu asal-asalan, Mengapa? Perhatikan apakah waktu membasuh tapak kaki & tangan…apakah celah-celah jari sering kita abaikan ? Berapa banyak titik akupuntur yg kita lewatkan jika berwudhu asal-asalan.

Dari ilmu ahli akupuntur, di celah-celah jari terdapat 16 titik akupunktur dimana titik-titik tersebut apabila dirangsang Insya Allah dapat mengubati migrain, sakit gigi, tangan-lengan merah, bengkak, dan jari kaku.

Berkenaan dengan telinga, walau pun membersihkannya adalah sunat wudhu, telinga mengandungi 30 titik ransangan ! Maka, sewaktu membasuh telinga jangan asal membasuh saja, tapi harus dengan urutan lembut yg lebmbut dan teratur.

(♥ Subhallah & Semoga Bermanfaat ♥)

Selasa, 16 Oktober 2012

Makna Jima, Hubungan Suami-Isteri dan Jenisnya

Makna Jima, Hubungan Suami-Isteri dan Jenisnya


MAKNA JIMA' DAN JENISNYA

Al-Jima' secara bahasa adalah apa-apa yang mengumpulkan suatu jumlah. Adapun definisi jima' yaitu memasukan kemaluan laki-laki (dzakar) kedalam kemaluan wanita, dan memasukkan kepala dzakar itu sudah termasuk jima'.

Adapun hal-hal yang dilakukan oleh suami isteri sebelum jima', maka itu disebut pendahuluan jima', dan tidak boleh jima' kecuali pada kemaluan wanita, dan jika terjadi masuk lewat dubur, maka tidak disebut jima', tetapi penyelewengan yang disebut 'liwath'.

Jima' ada dua macam :

1. Jima' dengan Cara Halal

Yaitu yang dilakukan suami terhadap isterinya atau budaknya (bila ada budak). Maka bersenang-senang dengan isterinya atau budaknya itu halal, bahkan bagi suami-isteri tersebut mendapat pahala dalam memenuhi syahwatnya. Firman Allah SWT :
["Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Dan barangsiapa yang mencari di balik itu maka mereka itulah yang melampaui batas"] Al-Mu'minun : 5 - 7


Maknanya : tidak tercela dan tidak berdosa atas orang mukmin dalam melampiaskan syahwatnya terhadap isteri atau budak-budak yang dimiliki secara sah. Bagi orang yang meninggalkan yang halal dan pergi ke yang haram, maka orang tersebut akan di adzab, dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Telah datang hadits tentang Isra' Mi'raj bahwa Nabi SAW berjalan bersama malaikat Jibril AS di malam itu, beliau melewati suatu kaum yang di depannya ada daging yang masak dan baik di sebuah periuk, dan daging yang mentah dan buruk, akan tetapi dia memakan daging yang jelek dan bau dan meninggalkan daging yang segar dan masak. Maka Nabi r bertanya : "Apakah ini wahai Jibril?" Jibril menjawab : " Mereka adalah laki-laki dari ummatmu yang ada di sisinya isteri yang halal dan baik, lalu laki-laki itu mendatangi perempuan yang jelek, kemudian dia bermalam bersamanya sampai pagi dan perempuan yang ada di sisinya suami yang halal dan baik kemudian mendatangi laki-laki yang jelek dan bermalam dengannya sampai pagi".

Dan diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dari Abi Dzar Al-Ghifary r.a : Nabi r bersabda: "Sesungguhnya tiap-tiap tasbih dan takbir itu shodaqoh, dan tiap-tiap tahmid itu shodaqoh, dan tiap-tiap tahlil itu shodaqoh, dan menyuruh kepada yang ma'ruf itu shodaqoh dan mencegah dari yang mungkar itu shodaqoh, dan jima' terhadap isterinya itu shodaqoh". Para shohabat bertanya: "Ya Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami yang menunaikan syahwat pada isterinya, ada baginya pahala ?" Maka beliau berkata : "Bagaimana pendapatmu kalau diletakkan pada yang haram, adakah padanya dosa ?" Kami menjawab : "Ya" Beliau bersabda : "Maka begitulah, bila diletakkan pada yang halal, maka baginya pahala."

Dan diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i dalam kitab Isrotunnisaa', dari Abu Dzar t : Nabi Saw bersabda : "Setiap pagi hari atas sendi-sendi anak cucu Adam shodaqoh". Kemudian beliau bersabda : "Engkau menyingkirkan duri dari jalan itu shodaqoh, dan ucapan salammu kepada orang-orang itu shodaqoh, dan menyuruh kepada yang ma'ruf itu shodaqoh dan engkau mencegah dari yang mungkar itu shodaqoh, dan menjima'i isterimu itu shodaqoh." Kami berkata "Wahai Rasulullah, apakah seorang laki-laki yang menunaikan syahwatnya menjadi shodaqah baginya ?" Beliau berkata : "Bukankah engkau melihat kalau seorang menunaikan syahwatnya dalam perkara yang diharamkan Allah bukankah dia mendapat dosa ? Kami berkata : "Tentu" Beliau berkata : "Maka jika syahwat itu ditunaikan dalam perkara yang halal maka merupakan shodaqoh".

2. Jima' yang Diharamkan

Yaitu yang terjadi dengan cara-cara 'zina' dan kita ketahui bahwa zina adalah dosa besar yang paling besar. Sungguh Allah Swt telah menjelaskan kekejian para pezina dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan juga dari hadits-hadits Nabi yang mulia dan disertakan padanya ancaman yang akan menghalangi dan menjauhkan seseorang dari zina yaitu dicambuk 100 kali bagi pemuda dan pemudi, dan dirajam bagi pezina muhshon dengan batu sampai mati, dengan firman-Nya :
["Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman"] An-Nuur : 2


Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abi Hurairah r.a : Rasulullah Saw telah bersabda :
["Tidaklah seorang pezina itu berzina, tatkala dia berzina dalam keadaan mukmin, dan tidaklah seorang pencuri itu mencuri, ketika dia mencuri dalam keadaan beriman, dan tidaklah peminum khomr, ketika meminum dalam keadaan beriman"]


Dan telah datang penjelasan hadist ini dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, dan Hakim dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda :
["Ketika seseorang berzina keluarlah keimanan darinya dan menjadi seperti payung yang menaunginya, maka ketika dia bertaubat kembalilah iman itu masuk kepadanya"]


Dan telah menukil Imam Mundziri dalam kitab Targhib wa Tarhib, apa yang diriwayatkan oleh Hakim dan dishohihkannya dari Ibnu Abbas t dan apa yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la dengan sanad Jayyid dari Abdullah ibnu Mas'ud bahwasanya Nabi Saw bersabda :
["Tidaklah muncul pada suatu kaum perzinahan atau riba kecuali akan ditimpakan adzab Allah Ta'ala karena perbuatan tersebut"]


Maka benarlah firman Allah Swt :
["Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk"] Al-Israa' : 32

20 LARANGAN BERJIMAK


Adapun Hadis Rasululah saw mengenai waktu waktu yang dilarang untuk berjimak yaitu:
  1. “Wahai Ali..! janganlah engkau berjima’ dengan isterimu pada awal (hari pertama) bulan, pada pertengahannya (sehari) dan pada akhir (dua hari) di hujung bulan. Maka sesungguhnya penyakit gila, gila babi dan sopak mudah mengenainya dan anaknya.” 
  2. “Wahai Ali..! janganlah berjima’ dengan isterimu selepas zuhor, sesungguhnya jika Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak kerana jima’ pada waktu itu, maka ia akan bermata juling dan syaitan sangat suka kepada manusia yang bermata juling.” 
  3. “Wahai Ali..! janganlah bercakap-cakap semasa jima’, sesungguhnya jika Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak dengan jima’ yang demikian, maka anak itu tidak selamat daripada bisu.” 
  4. “Wahai Ali..! janganlah berjima’ dengan perempuanmu dengan syahwat terhadap perempuan lain, maka sesungguhnya yang demikian itu jika Allah s.w.t. mengurniakan kepadamu berdua anak, anak itu akan menjadi pondan yang bersifat benci dan hina.” 
  5.  “Wahai Ali..! jika kamu berjunub di tempat tidur, janganlah membaca Al-Quran, maka sesungguhnya aku bimbang akan turun kepada kamu berdua api (bala) dari langit yang membakar kamu berdua.”
  6.  “Wahai Ali..! janganlah berjima’ dengan isterimu kecuali ada padamu satu tuala dan pada isterimu satu tuala.” 
  7. “Wahai Ali..! janganlah kamu berdua menyapu dengan menggunakan satu tuala, nanti akan jatuh syahwat keatas syahwat (salah seorang akan kuat syahwatnya daripada yang lagi satu), maka sesungguhnya yang demikian itu akan mengakibatkan permusuhan kemudian membawa kamu berdua kepada berpecah dan talak.” 
  8. “Wahai Ali..! janganlah berjima’ dengan isterimu pada malam ‘Aidil Fitri (Raya Puasa), maka sesungguhnya jika Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak anak itu seorang yang cacat dan tidak mendapat anak baginya kecuali sudah tua.” 
  9.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu pada malam ‘Aidil Adha, maka sesungguhnya jika kamu berdua berjima’ pada malam tersebut, apabila Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak aku bimbang ia akan menjadi seorang yang berjari enam atau empat.” 
  10.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu di bawah cahaya matahari (secara langsung – direct) dan terkena warna (cahayanya), kecuali kamu mengenakan tutupan (bumbung), jika tidak maka sesungguhnya kalau Allah mengurniakan kepada kamu berdua anak, nanti anak itu akan menjadi seorang sentiasa hidup dalam meminta-minta dan faqir sehingga mati.” 
  11.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu di bawah pohon kayu yang berbuah, maka sesungguhnya jika Allah s.w.t. mengurniakan kamu berdua anak, nanti anak itu akan menjadi seorang tukang gojo, tukang sebat atau seorang ketua yang bengis,” 
  12.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu sewaktu antara azan dan iqomah, jika berjima’ pada waktu demikian, sesungguhnya jika Allah mengurniakan anak pada kamu berdua, nanti ia menjadi seorang yang menumpahkan darah.” 
  13.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu semasa ia hamil kecuali kamu berdua berwudhu’, jika tidak maka sesungguhnya jika Allah s.w.t. mengurniakan kamu berdua anak, nanti ia akan menjadi seorang yang buta hati dan bakhil tangan.” 
  14. “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu pada pertengahan (Nisfu) Sya’ban, maka sesungguhnya yang demikian itu jika Allah s.w.t. mengurniakan kamu berdua anak,nanti anak itu akan mempunyai tanda yang jelek pada muka dan rambutnya.” 
  15. “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu pada akhir bulan (yakni tinggal dua hari) maka sesungguhnya yang demikian itu jika Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak nanti anak tersebut menjadi seorang yang sentiasa perlu meminta-minta. “ 
  16.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu dengan syahwat terhadap saudara perempuannya ! (ipar kamu) kerana yang demikian itu sesungguhnya kalau Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak, nanti anak itu akan menjadi penolong dan pembantu kepada orang yang zalim dan pada tangannya membuat kebinasaan kepada manusia.” 
  17.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu di atas loteng maka sesungguhnya yang demikian itu jika Allah s.w.t. mengurniakan anak kepada kamu berdua nanti anak itu menjadi seorang munafiq, pelampau yang melewati batas.” 
  18.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu pada malam kamu hendak keluar musafir kerana yang demikian itu sesungguhnya kalau Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak, ia akan membelanjakan harta kepada yang tidak Haq,” dan Rasulullah s.a.w. membaca ayat Al-Quran : “Innal Mubazziriina kaanu – ikhwan Nas – Syayathin.” 
  19.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu bila kamu keluar bermusafir dalam tempoh tiga hari tiga malam, maka yang demikian itu sesungguhnya bila Allah s.w.t. mengurniakan kepada kamu berdua anak, nanti ia menjadi seorang pembantu kepada setiap orang yang zalim.” 
  20.  “Wahai Ali..! janganlah kamu berjima’ dengan isterimu pada awal malam, maka sesungguhnya jika dikurniakan anak kepada kamu berdua, ia menjadi seorang tukang sihir, sunglap, dan menghendaki dunia daripada akhirat.”
Sumber:
“WAHAI ALI PELIHARALAH WASIATKU INI SEBAGAIMANA AKU TELAH MEMELIHARANYA DARI JIBRIL A.S.”..1* (1*) Al-Ikhtisyaah, ms 132-135, As-Saduq, Al-Faqih ms 456, Al- Ilal ms 174.


Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template